AKTUALITANEWS.COM, PASURUAN – Sejumlah jurnalis yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Pasuruan Bersatu (AJPB) bersama LSM Ampuh Nusantara Bersatu melakukan aksi bersih-bersih di Monumen “Kewadjiban Beladjar” di simpang tiga Gempol, Kabupaten Pasuruan, Sabtu (1/11/2025).

Monumen ini merupakan peninggalan Presiden pertama RI Ir. Soekarno yang dibangun pada tahun 1955.

Pantauan di lokasi, kondisi monumen yang berada tepat di depan Masjid Jami’ Gempol itu tampak memprihatinkan. Struktur tugu yang dulu berbentuk pensil—simbol semangat pendidikan dalam program nasional pemberantasan buta huruf—kini berubah fungsi menjadi tiang penerangan jalan.

Bagian prasasti yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno, Gubernur Jawa Timur, dan Bupati Pasuruan kala itu juga tertimbun tanah dan sulit terbaca.

Ketua AJPB, Henry Sulfianto, mengatakan bahwa monumen tersebut merupakan bagian penting dari sejarah bangsa dan seharusnya dijaga.

“Ini peninggalan Bung Karno, simbol perjuangan mencerdaskan kehidupan bangsa. Sangat disayangkan dibiarkan seperti ini,” ujar Henry, Sabtu (1/11/2025).

Henry menyebut monumen tersebut merupakan monumen pertama di Kabupaten Pasuruan setelah Indonesia merdeka. Menurutnya, AJPB sudah berulang kali melaporkan kondisi ini sejak 2017 ke pihak terkait, termasuk Dinas Pendidikan dan anggota DPRD Pasuruan, namun belum ada tindak lanjut.

“Kami sudah sampaikan lagi ke Pak Bupati Rusdi Sutejo kemarin malam. Beliau meminta kami melakukan observasi awal hari ini,” tambah Henry.

Dalam aksi tersebut, dua anggota DPRD Kabupaten Pasuruan, yakni Nik Sugiarti (Golkar) dan Wardana (Gerindra), turut hadir meninjau kondisi tugu. Mereka berharap pemerintah daerah bisa memperbaiki dan merawat monumen tersebut.

“Kami berharap bentuk asli monumen ini bisa dikembalikan dan dirawat mulai tahun anggaran 2026,” tegas Henry.

Dikonfirmasi terpisah, Bupati Pasuruan Rusdi Sutejo membenarkan rencana perawatan monumen peninggalan Soekarno itu.

“Kami akan lakukan perbaikan pada 2026. Pemerintah daerah berkomitmen menjaga peninggalan sejarah di Kabupaten Pasuruan,” ujar Rusdi.

Monumen “Kewadjiban Beladjar” dibangun sebagai simbol dimulainya program wajib belajar dasar enam tahun di Indonesia pada masa awal kemerdekaan.

Kini, monumen tersebut menjadi pengingat penting akan sejarah perjuangan mencerdaskan bangsa yang mulai terlupakan.(mal/syn)