AKTUALITANEWS.COM, TULUNGAGUNG – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tulungagung terus memperkuat komitmennya dalam pembinaan mental Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) melalui kolaborasi strategis dengan Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU).
Dalam upaya menekan tingkat stres di balik jeruji, Lapas Tulungagung menggelar seminar psikologi bertema “Pengaruh Psikoedukasi Berbasis Resiliensi terhadap Tingkat Stres” di Aula R. Moestopo.
Kegiatan ini menghadirkan dosen Psikologi UIN SATU, Muthia Maharani, M.Psi., Psikolog., sebagai narasumber utama, serta mahasiswa Psikologi sebagai fasilitator. Muthia Maharani menegaskan bahwa resiliensi bukan bawaan lahir, melainkan keterampilan yang bisa dibentuk melalui pendekatan psikoedukatif.
Ia mendorong WBP untuk mengenali emosi, mengelola tekanan secara sehat, dan membangun daya lenting mental agar tetap tangguh dalam menjalani kehidupan di dalam lapas.
“Kami ingin warga binaan bertumbuh secara mental dan emosional. Hidup di lapas tetap harus memiliki makna dan arah,” ujar Muthia.
Kepala Lapas Tulungagung, Ma’ruf Prasetyo Hadianto, menyampaikan apresiasi tinggi atas terlaksananya seminar psikologi ini.
Ia menyebut kegiatan ini sebagai bentuk nyata dari pembinaan kepribadian yang relevan untuk membekali WBP dengan ketahanan mental, baik selama masa pidana maupun saat reintegrasi sosial.
“Ini bukan sekadar seminar, tapi langkah awal pembinaan berkelanjutan yang akan menciptakan warga binaan tangguh dan produktif,” tegas Ma’ruf.
Seminar ini sekaligus membuka jalan bagi kerja sama berkelanjutan antara dunia akademik dan lembaga pemasyarakatan, dengan harapan dapat mencetak WBP yang siap kembali ke masyarakat dengan semangat baru dan daya juang yang tinggi.
Melalui program ini, Lapas Tulungagung menunjukkan bahwa pemasyarakatan adalah proses pembentukan kembali individu yang lebih kuat, bukan sekadar menjalani hukuman. (*)
Tinggalkan Balasan